12 Oktober 2008

Mengenang

Flash back aja!

Ternyata mengenang masa SMA, lucu ya!

Memang berniat ingin membuka file-file tulisan pas SMA saya dulu, dan banyak memory jaman SMA yang sekelebat muncul dalam otak saya. Mulai dari cerita cinta, soulmate, sohib, kerjaan, organisasi, teman-teman dari segala macem background, bahkan sampai dunia "darkness", sedikit tahu tapi tak pernah ingin mencoba! Ternyata bahasa saya masih sangat polos dan cerita-cerita yang saya angkat masih komik-serial cantik banget. Hiii, tapi saya masih suka membacanya. Selain karena semua itu tulisan saya sendiri, ternyata tipe bacaan yang saya buat termasuk ringan dan sanggup membawa saya kembali ke masa-masa bersama teman-teman di jaman yang kata orang syurganya masa remaja.

Salah satu cerpen saya : ”Cinta untuk PIE”

Opening act :

Kenal kue Pie? Bukan itu jawabannya. Namanya Pieselya Mey Moon, tapi teman-teman memanggilnya Pie. Dan orangtuanya khusus memanggilnya, Sely. Jadi ada banyak cara untuk membuatnya berhenti berjalan ketika ada yang menyebutkan salah satu namanya. Gadis imut kelas dua SMA itu, paling suka mengoleksi model-model baju yang lagi up to date.

Hobi Pie yang lain adalah mendengarkan radio dan kirim-kirim atensi. Tapi dari hobinya yang satu ini bisa dibilang hobi yang bermasalah, dia sering dimarahi mamanya karena di saat bersamaan ketika dia sedang asyik menggunakan saluran telepon untuk request hits terbaru, mamanya juga sedang menunggu telepon dari suaminya yang berada di luar kota. Berkali-kali diperingatkan, Pie enggan mematuhinya. Sampai akhirnya uang jajannya terpaksa dipotong dan sejak saat itu dia benar-benar mendengarkan mamanya.

Inti ceritanya : Pie anak pindahan dari Jakarta punya cerita cinta segitiga antara Rakas, teman lamanya di Jakarta dan Ibey, teman barunya di Bandung yang dikenalnya dari Jesi, teman adik sepupunya “Celo”. Ibey terlanjur jatuh cinta pada Pie ketika Rakas sudah menyatakan kembali perasaannya dan memperbaiki hubungannya dengan Pie. Padahal Rakas dan Ibey sepupuan. Namun, bencana datang dalam kehidupan Ibey. Dan Rakas tahu mengenai perasaan Ibey. Atas azaz kasihan dan tidak enak hati dengan sepupunya itu, Rakas berencana membuat skenario aneh untuk Ibey.

Rakas memohon dengan sangat, agar Pie mau menerima Ibey jika Ibey menyatakan perasaannya nanti. Dan tibalah masa itu! Ternyata Pie kena batunya, ia jatuh cinta beneran pada pacar skenarionya itu. Dan ketika Rakas menanyakan kejelasan hubungan mereka, Pie bingung setengah hidup. Sampai akhirnya, Rena, mantan pacar Rakas yang masih memendam harap tak kesampean, membocorkan skenario Rakas dan Pie kepada Ibey. Mereka pun terlibat konflik! Aksi diam seribu bahasa sampai perdebatan panjang.

Di akhir cerita : Pie tetap tak bisa menentukan pilihannya. Rakas meneruskan study S2nya di London, lansung bergabung dengan perusahaan papanya di Jakarta tiga tahun kemudian. Sedangkan Ibey, dia menghabiskan waktunya bertahun-tahun untuk menggarap film terbarunya, yang dimainkan sendiri olehnya. Walhasil, Ibey menjadi aktor termuda yang paling diperhitungkan kemampuan beraktingnya dengan kemampuan multitalent-nya.. Dia menuruni bakat alamiah mamanya. Dan Pie, dia mendirikan sebuah butik di Bandung. Outletnya buka cabang dimana-mana, tapi centernya tetap di Bandung.

Closing act :

Mereka bertiga dipertemukan dalam sebuah ajang terbesar di Bandung. Rakas menjadi sponsor tunggal acara fashion show dengan tema pakaian musim panas. Dan modelnya adalah Ibey dengan balutan kain indah polesan dari butik milik Pie. Saat disebutkan siapa-siapa saja yang mendukung acara tersebut, Pie, Rakas, dan Ibey lah yang muncul di panggung besar itu. Ternyata cinta mereka bertiga lebih besar dari ego mereka masing-masing. Bahkan Ibey dan Rakas rela menyendiri hanya untuk mempersembahkan cinta yang paling tulus dari mereka, cinta untuk Pie.

Yah, beginilah kalau dulu terlalu banyak dapat asupan dari komik-komik serial cantik. Tapi beda lho dengan sinetron. Kalo sinetron, g banget deh kayaknya! Cuma emang teenleet banget. Sekarang pun masih suka komik seperti itu. Tapi harus berkembang juga sesuai umur, ada bacaan lain yang harus saya minati. Yang pastinya menambah pewacanaan, informasi, perbanyak kosakata dan gaya bahasa, dan pastinya saya sedang koleksi buku-buku berbau psikologi.

2 komentar:

  1. wah...membaca cerpennya dias yang ini bikin kita flashback ke jaman SMA dulu dimana kayaknya jamannya bandel2nya kita...(sampe skr juga masih bandel ya)

    tapi kayae bwt aku kapan ya Q lepas dari bayang2 SMA dulu...
    kata pak arista kayae masih di agostate ank..hahah..

    yawda semangat untuk ke perubahan yang lebih baik lagi demi masa depan yang cerah dan ceria...bantu aku ya...hehehe

    BalasHapus
  2. wah, masa mo koleksi buku ekonomi mba. . . hehe
    ketemu disini. . . hihihi ^^

    BalasHapus