20 April 2009

Greeny


Aku selalu merasa nyaman. Nyaman melihat sisi kanan-kiriku hijau membentang luas. Sawah! S-A-W-A-H……

Hanya sepenggal kata tapi bisa membuatku ingin tertidur pulas. Menikmati semilirnya angin sepoi di pagi hari-sore hari. Terasa begitu menyejukkan.

Belakangan ini saya mencari jalur-jalur panjang mengelilingi Solo-Karanganyar-Sukoharjo. Melewati jalur-jalur naturalistik. Dihiasi nuansa roman. Dan kebersamaan.

Pernah suatu hari, kami melewati jalur yang tak pernah kami tentukan tujuannya. Jadi, tujuan kami adalah mencari. Apa yang dicari? Itulah tujuan kami melakukan tour ini. Melelahkan! Dan kami tak pernah tahu kapan akan berakhir. Atau dimana kami ingin mengakhirinya. Jalanan terasa panjang. Berbelok sedikit. Menjurang terjal. Ada kelokan tajam yang membahayakan. Ada jalan lurus yang tak berlubang sedikitpun. Semuanya….itulah kehidupan.

Dalam perjalanan itu saya menganalogikan, seperti kehidupan. Ada gagal-sukses-bahagia-sedih-bahkan menangis pedih-perjuangan-bahkan keringat darah-atau seonggok daging yang tak berguna sama sekali bagi orang lain. Dimanakah saya berperan? Sudah pantaskah saya dikatakan berperan? Menjadi manusia kah?

Ternyata…saya pahami betul perjalanan hari itu. Saya renungi. Dan sungguh…berjalan tanpa tujuan itu melelahkan! Meski disamping kita di tunggui. Meski ditemani. Meski ada perasaan nyaman. Tapi kita tak pernah tahu bahwa apa yang bisa menjadi titik pusat arah kita berjalan. Kita tak pernah melihat apa yang menjadi cita-cita kita? Bahkan kita tak pernah bisa berkesempatan mengantisipasi tiap celah yang bisa saja membuat jatuh, terpeleset. Dan semua berakhir hanya pada satu kata….L-E-L-A-H..

Inilah hidup…. Banyak sisi yang bisa menjadikan kita lebih dewasa. Tapi menurut saya, menemukan tujuan hidup itu lah….proses kedewasaan sesungguhnya….

-semoga tujuan hidup saya mengakar dan berujung pada Rabb, Pencipta Alam….Allah SWT-

04 April 2009

Who's Wrong???

Lucu…..saya mendengar curhatan sepupu laki-laki saya.

Sore ini, 17.26 serambi menunggu adzan maghrib, sayup-sayup suara Katon dengan Menjemput Impian dilanjut dengan nyanyian Yogyakartanya, saya mencuri waktu dengan menuliskan tentangnya. Padahal sebelumnya saya sedang menyelesaikan tugas mid semester saya, kajian mengenai psikologi fenomenologi. Namun, feel dari lagu yang saya dengar berasa banget karena memang sekarang saya benar-benar berada di Yogyakarta. Ditambah lagi mendengarkan sentilan menggelitik dari sepupu saya itu. Membuat saya ingin beralih tema menulis pada layar di hadapan saya ini.


Dia memang tipikal pria gila yang pernah saya temui. Gokil, kocak, tapi menyenangkan diajak ngobrol. Dialah salah satu partner diskusi saya ketika di Jogja. Gayanya nyentrik, omongannya nglantur dan pintar memainkan rayuan. Ngakunya, ga bisa ngomong kalau berhadapan dengan wanita. Tapi sekalinya ngobrol dan dia tertarik, kena deh si wanita oleh rayuannya. Sampai yang tidak habis saya pikir, dia beruntung mendapat calon yang notabenenya wanita lembut yang keibuan. Berbeda dengan calonnya yang sebelumnya, suka dugem dan lost dengan kartu kreditnya.

Barusan ia menanyakan kecengannya (wanita yang sempat membuatnya tertarik) di Solo yang dulu pernah saya bawa ke Jogja, teman kos saya dulu. Padahal kondisinya, dia sudah akan rabbi dan tinggal menghitung bulan. Satu tangan saja dengan kelima jari saya ini hitungan mundur menuju ke pelaminan baginya sudah sangat dekat. Anehnya, masih bisa dia menggoda wanita lain.


Ya, Tuhan….Engkau memang menciptakan pria untuk memilih, tapi bukan berarti membiarkan mereka seenaknya memilih dan mengorbankan seorang wanita menjadi merasa telah dipilih atas keisengannya. Padahal saya tahu, siratan pembicaraannya dengan si wanita, sebatas iseng.

Lebih pastinya, saya pernah menanyakan padanya. “Cep (panggilan bukan sebenarnya), bisa-bisanya udah mau rabbi masih ngganjenin (menggoda) teman saya?”


At least, dia hanya tertawa sambil menunjukkan sms-sms panjang durasi tak terhingga dari calonnya. Dan dia tidak pernah menjawab secara eksplisit. Implisit pun nihil. Cepol…cepol….

Ingin rasanya saya mengkaji masalah pria yang satu ini, sayangnya besok ada mid semester dan saya kudu merampungkan kajian saya dulu. C..U…next sequel..

Titip pesan: untuk yang sedang dalam perjalanan jauh, saya mendoakanmu cepat sampai kembali dengan selamat.