04 April 2009

Who's Wrong???

Lucu…..saya mendengar curhatan sepupu laki-laki saya.

Sore ini, 17.26 serambi menunggu adzan maghrib, sayup-sayup suara Katon dengan Menjemput Impian dilanjut dengan nyanyian Yogyakartanya, saya mencuri waktu dengan menuliskan tentangnya. Padahal sebelumnya saya sedang menyelesaikan tugas mid semester saya, kajian mengenai psikologi fenomenologi. Namun, feel dari lagu yang saya dengar berasa banget karena memang sekarang saya benar-benar berada di Yogyakarta. Ditambah lagi mendengarkan sentilan menggelitik dari sepupu saya itu. Membuat saya ingin beralih tema menulis pada layar di hadapan saya ini.


Dia memang tipikal pria gila yang pernah saya temui. Gokil, kocak, tapi menyenangkan diajak ngobrol. Dialah salah satu partner diskusi saya ketika di Jogja. Gayanya nyentrik, omongannya nglantur dan pintar memainkan rayuan. Ngakunya, ga bisa ngomong kalau berhadapan dengan wanita. Tapi sekalinya ngobrol dan dia tertarik, kena deh si wanita oleh rayuannya. Sampai yang tidak habis saya pikir, dia beruntung mendapat calon yang notabenenya wanita lembut yang keibuan. Berbeda dengan calonnya yang sebelumnya, suka dugem dan lost dengan kartu kreditnya.

Barusan ia menanyakan kecengannya (wanita yang sempat membuatnya tertarik) di Solo yang dulu pernah saya bawa ke Jogja, teman kos saya dulu. Padahal kondisinya, dia sudah akan rabbi dan tinggal menghitung bulan. Satu tangan saja dengan kelima jari saya ini hitungan mundur menuju ke pelaminan baginya sudah sangat dekat. Anehnya, masih bisa dia menggoda wanita lain.


Ya, Tuhan….Engkau memang menciptakan pria untuk memilih, tapi bukan berarti membiarkan mereka seenaknya memilih dan mengorbankan seorang wanita menjadi merasa telah dipilih atas keisengannya. Padahal saya tahu, siratan pembicaraannya dengan si wanita, sebatas iseng.

Lebih pastinya, saya pernah menanyakan padanya. “Cep (panggilan bukan sebenarnya), bisa-bisanya udah mau rabbi masih ngganjenin (menggoda) teman saya?”


At least, dia hanya tertawa sambil menunjukkan sms-sms panjang durasi tak terhingga dari calonnya. Dan dia tidak pernah menjawab secara eksplisit. Implisit pun nihil. Cepol…cepol….

Ingin rasanya saya mengkaji masalah pria yang satu ini, sayangnya besok ada mid semester dan saya kudu merampungkan kajian saya dulu. C..U…next sequel..

Titip pesan: untuk yang sedang dalam perjalanan jauh, saya mendoakanmu cepat sampai kembali dengan selamat.

4 komentar:

  1. itulah cowo...
    memang kita hanya bisa dipilih,tp kita jg berhak dong untuk menyeleksi siapa yg memilih kta...iy g?

    BalasHapus
  2. Ya gak gitulah.....
    Mungkin hanya bercanda doank...
    Tp jg g smua cowo kayak gitu...
    He...he...

    BalasHapus
  3. G gtu kali......
    Tp emang bener sich, cowok bisa memilih...
    Tp kan cewek bisa menolak.....
    Huayoooo....

    BalasHapus
  4. Bgtulah co,kodrat mrk emg 'buaya' walopun ada co2 yg bnr2 baek tp jumlahny dikit.so,spt kata nina qt sbg ce berhak menyeleksi mana yg terbaek.
    Tp d jaman ke londo2an ini ada bbrp ce yg uda brani milih atw nembak duluan yg mnrtq cara ini tak tepat.sbg orang timur,sbg ce qt kudu pny harga diri.
    Co berhak untk 'nembak' n ce berhak untk 'nolak'


    Cheerz

    -indah-

    Males msk blogspot

    BalasHapus