31 Juli 2008

Part 4

(Something Wrong)

Pagi ini, Karascha menyempatkan diri mampir ke rumahku. Menceritakan banyak hal seputar pencapaian makna sebuah relationship, hubungna kerabat atau yang memiliki maksud lain semacam “iseng”,

Jika saya menganalogikan dari cerita yang saya dengar, Karascha memiliki pekarangan rumah yang sangat indah dan menarik bagi beberapa belalang yang ingin bermain di kebunnya. Beberapa belalang menggunakan caranya masing-masing untuk menarik perhatian Karascha yang masih enggan keluar dari benteng pertahanan di kamarnya. Pada awalnya belalang memang memperlihatkan tingkah laku yang membuat Karascha hampir berharap pada sebuah hubungan pada salah satu belalang, tapi semua amblas ketika Karascha meyakini bahwa mereka hanya berniat bermain di kebun milik Karascha. Sampai kini, belum ada yang berani mengetuk rumah Karascha atau bahkan mengetuk kamar Karascha. Perjalanan paling jauh yang pernah dilewati oleh salah ‘seorang belalang’ adalah sekedar duduk-duduk di teras rumah Karascha,,,

itu saja, setelah lama tak ada kabar dari ‘seorang belalang’ tersebut, Karascha menganalisa sendiri semua yang telah terjadi padanya belakangan ini, dan kesimpulannya....

telah terjadi kesalahan menurut parameter dan pandangannya terhadap para belalang-belalang tersebut....

Namun, saya ingin mengemas kata-kata itu lebih menarik dengan sebuah inisial,

kugunakan saja inisial “H”, berasal dari hopes, harapan bagi Karascha....

sebuah pengharapan,,,

Karascha merasa sudah saatnya membatasi dirinya terhadap perasaan-perasaan yang tak dapat dipertanggungjawabkan asal dan efeknya,

Perbincangan ini muncul dari mulutnya, karena belakangan ini dia merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki menurut cara pandangnya dalam menjalin sebuah hubungan,

Dia mulai mengangkat pembicaraan,

seperti ini,

Kini kutau, yang seharusnya dinamakan “H”, tak seperti ini adanya,,,

tak seperti kebanyakan pemikiran ataupun yang sering kudengar dari orang-orang di sekitarku,

tak selalu membahagiakan tapi tak selalu membuatmu sengsara pula,

bertuah kepada hakikatnya,

menjadi keseimbangan bagi kehidupan,

‘H’ itu, bukanlah pengekang diantara keinginan yang kau sebut ‘sebatas angan’

Tak demikikan, ‘H’ lebih kepada kebebasan,

Dianalogikan seperti ’Layang-Layang’,

Yang kau biarkan menari-menari di atas sana, artinya kebebasan...

Membiarkan kau mengendalikan kemana dia terbang, artinya kepercayaan...

Mengizinkanmu memegang ujung talinya untuk menghalau anging, artinya kebersamaan....

Tetap mempedulikanmu,

Memberimu energi besar,

Meski jauh, ia akan tetap ber-’ada’ untukmu, ketika kau mulai lelah menggenggam talinya ia akan turun perlahan dan mendekatimu,,,

hUagh!!!

Karascha menguap! Menutupi mulutnya sambil berpindah posisi dari tempatnya semula. Tadinya ia duduk di depanku kini lebih dekat berada tepat di samping kananku.

Matanya berputar, tanda ia berpikir, lalu mengempos sambil menyerahkan secarik kertas warna merah muda padaku. ”Bacalah!”, ucapnya sambil angkat bahu karena bersamaan dengan menyerahkan kertas itu aku bertanya, ”Apa ini?”

Dia bilang itu sebuah analogi dari CINTA,,,

Sedikit berbau science,,,,

Dan kembali dengan inisial ’L’ from ’Love’,

Tapi tetap kembali pada harfiah ’L’ itu sendiri, yaitu keindahan bagi yang dapat memaksimalkan fungsi ’L’, subjek yang bisa memanfaatkannya dan mempergunakannya di sisi yang benar,,,,

’L’ itu seperti ’Gravitasi’,,,,

Memberimu kasih, turun bersama tarikan ’pusat bumi’ dan tak mengharapkan balasan apapun atas nama Cinta Itu sendiri,,,,

Membuatnya sadar, bahwa perasaan seperti itu hanya boleh untuk Rabb-nya,,,

-2107-

(Part 4)

To be continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar