31 Juli 2008

Part 2

(Solo, I’ll come back)

Aku ingin ketika kembali ke Solo besok, semua semangat baru lahir kembali pada diriku. Aku akan mengulang kembali masa-masa pertama kali menginjakkn kaki di Solo, dengan sekudang harapan yang baru tak bisa diterka, penuh tanya bahkan segudang bumbu keraguan. Tapi kini, aku sedikit banyak bisa merabanya dan tak lagi kasat mata bagiku. Aku lebih punya tujuan. Dan semuanya akan semakin jelas besok. Semuanya kuawali dari bawah, dengan usahaku untuk cita-cita, point target dan harapan orang-orang yang mengharapkanku lebih dari yang kupikirkan sendiri.

Kugiati segalanya dari nol,

dengan anggapan baru, orang-orang di sekelilingku yang memberikan banyak inspirasi, moment-moment berharga yang memberikan banyak asupan pembelajaran terpenting dalam hidupku, semua itu,,,,

semuanya, semua yang bagiku kenangan setahun lalu, akan kusimpan dalam koper teraman di hatiku tapi aku takkan membawanya kemanapun...

Aku akan lahir kembali,

dan hanya membawa tiga koper terpenting :

first, koper berisikan Keluarga (keluarga besar eyang & keluarga tercinta)

koper berisikan Sahabat (RPN, CDP, KL, HP) dan teman-teman

koper berisikan New Family from New Story in New Country (BEM, SOSMA

’08, INORI 3, PsyChologY ’07)

Begitu aku turun dari kereta, menghela napas panjang, menutup mata sekejap, lalu membukanya dan kurasakan semilir angin meniupi tubuhku dengan hawa kesegarannya, seraya berseru,,,,

”Solo, aku datang karena semangat baru dari ruh pembaharuan, yang Kau ciptakan, tentunya,”

Kan ku simpan setahun berlalu, dijadikan bingkisan termanis akhir tahun ini,

Dan kuharap, ketika detik yang kunanti-nanti, usiaku bertambah, bingkisan itu akan menjadi kado terindah dalam hidupku....

Hufh!!!

Aku menghempas napas dalam-dalam. Menjadikan dinding-dinding di kamarku pengharapan besar atas orang-orang berjasa dari kecilku hingga dewasaku, dari rumah lingkungan lama tempat masa kecilku tumbuh (11 tahun lalu) – masa remajaku di lingkungan yang memerlukan minat dan kemampuan beradaptasi dengan baik (2 tahun lalu) – hingga kini tempat pendewasaanku sedang kualami sendiri.

Ku hadapkan rebahanku ke tembok, bergeming sendiri pada malam yang tak berpenghuni, kemudian kupinta satu hal saja malam itu, sebelum ku pamitkan malam pada kantukku….

Ridhoi saya, ya Rabb,,,,,,,

(part 2)

To be continued….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar