Lama tak melihat sederet kata yang terucap dalam makna dan kisah terpampang di alamat web ini. Lama tak menjelajahi otak saya dengan hal-hal verbalis mengundang maksud. Lama tak menyentuh tuts lengkap 28 huruf dan teman-temannya.
Siluet hari ini tak mengungkung saya pada diam seribu kata.
Banyak hal yang bisa terungkap, sebenarnya. Namun, ada kalanya manusia pada ambang keterbatasannya.
14 Mei 2010
Seorang ibu dengan bakulannya. Mahasiswa pailit, maunya ngirit, karena memang ga ada duit menekuni area perjalanan Solo-Purwokerto. Tapi sejauh ini tetap asyik baginya. Pria superhero yagn membawakan bakulan nenek renta dan teman sejawat yang tidak beda jauh digit sesepuhannya. Nuansa ngapak yang semakin terasa kental. Masih ditambah pula gemuruh salah satu supporter sepak bola menggema di gerbong belekang. Inilah, paling takjub, di bawah kerlip lampu malam, pantulan sinar dari sungai serayu menjadi kilap bagi saya. Entah mengapa, hal yang saya sayangkan, bekal makanan saya tertinggal, hilang sekejap. Terbungkus manis pada akhirnya.
24 Mei 2010
Hari paling ruwet tapi berakhir jenaka. I like this, but sorry made u worried bout that.
28 Mei 2010
Ada undangan keluarga darinya. Dari sang nenek langsung, katanya. Bermaksud ingin ber'kromo' ria untuk menghormati beliau ketika disapa dan ditanya kabar. Saking nervousnya, saya kepleset, berkata “Sampun sembuh, mbah”. Kontan satu deret keluarga yang lain menertawai saya. “Dasar anak muda”, begitu pendapat beliau. Hihihi,
Arya Satya
Untuk kedua kalinya saya melihat Arya Satya dipangkuan ayahnya. Tak seperti yang lalu, kali ini, saya hanya melihat tak sempat menggendongnya.
Hari ini menyenangkan, ketika menjadi penerimaan dari sebuah keluarga baru, it’s amazing, buat saya.
29 Mei 2010
Just 1 hour, but take impression of that
30 Mei 2010
Berjalan sekian meter, mendaki dan ngos-ngosan. Dasar anak muda yang malas berolahraga. Lama tak menenggelamkan diri (berenang, red)