01 Juli 2009

Who Knows???

Dia tak lagi dengan senyumnya. Dia tak lagi dengan teman yang selalu disampingya. Dia hanya yakin Tuhan lah yang masih tetap bersamanya. Melewati koridor sore di pesisir jalanan ramai yang tak membuatnya berpengaruh. Tetap saja sepi. Sambil menikmati suara mellow-tegas dari Dian Sastro jaman AADC bergemim di pusaran movie anak remaja.


Dia melewati kerumunan yang tak pernah dianggapnya ramai. Dia bersama lawakan orang disekitar kebanyolannya yang tak pernah dianggapnya riang. Dia memiliki dunianya sendiri. Dia hanya bisa menepuk pundak teman disampingnya sambil menangis dan berkata. “Aku merasa ditinggal.”


Dia tetap pada prinsipnya tetapi telah dianggap melukai orang yang disampingnya. Dia tetap pada kemandiriannya tetapi telah menganggap orang disekitarnya tak berarti. Dia ingin diamnya dalam kabut tetapi membuat orang lain bimbang dengan sisi membisu yang orang lain tak pernah berani mengusiknya.


Dia adalah air dikedalaman yang ingin bergerak cepat tanpa terlihat dari riaknya. Dia adalah udara yang ingin berhembus menghangatkan orang-orang disekelilingnya tanpa terlihat. Dia adalah awan yang meneduhi cinta dengan senyumnya dari kejauhan tanpa diketahui.


Dia punya sisi seperti ini yang tak pernah dimengerti olehnya. Dimengerti tetapi tak bisa diterimanya. Diterima tetapi tak bisa dianggap sesuatu yang memang dirinya sendiri. Bahwa ia benar-benar menikmati sisi diamnya. Menikmati setiap helai kerinduan yang tak pernah ia ungkap. Karena dia berkata pada malam, “Sampaikan saja! Aku memperhatikannya selalu dari hati tanpa bicara”.


Dia hanya sekali bicara tetapi menjadikannya komitmen terkuat. Namun, orang butuh pengakuan lebih dari sekali dalam kata yang terucap. Dia hanya sekali bicara tetapi menjadikannya sebuah kemantapan hati yang tulus. Namun, terkadang orang butuh pembuktian lebih dengan banyak bicara. Dia hanya ingin memahami orang lain dengan diamnya. Dia adalah air yang bersembunyi di dasarnya lautan.


Pernah kah orang memahami karakter seperti dia? orang seperti apa yang bisa memahami dia? menerima dia apa adanya?